Sabtu, 01 Oktober 2011

Cita-Cita

DARI SEORANG GURU KEPADA MURIDNYA

Karya: HARTONO ANDANG JAYA

Adakah yang kupunya anak-anakku

Selain buku dan sedikit ilmu

Sumber pengabdianku kepadamu

Kalau hari minggu engkau datang kerumahku

Aku takut, anak-anakku

Kursi-kursi tua yang ada disana

Dan meja tulis yang sederhana

Dan jendela-jendela yang tak pernah diganti kainnya

Semua padamu aku bercerita

Tentang hidupku dirumah tangga

Ah, tentang ini tak pernah aku bercerita

Depan kelas, sedang menatap wajah

Horizon yang selalu biru bagiku

Karena kutahu, anak-anak ku

Engkau terlalu muda

Engkau terlalu bersih dari dosa

Untuk mengenal ini semua

Sajak ini merupakan monolog seorang guru kepada muridnya parafrasenya adalah sebagai berikut:

Adakah yang kupunya anak-anakku jadi seorang guru menceritakan kehidupan yang sederhana yang dialami oleh seorang guru dikehidupannya. Tidak mempunyai apa-apa melainkan halnya mempunyai buku-buku dan sedikit ilmu yang dijadikan modal sebagai sumber pengabdiannya kepada negara dan anak muridnya.

Dia (seorang guru) sering merasa ketakutan bahwa suatu saat nanti apabila anak muridnya datang menemuinya kerumah, hanya sekedar kursi-kursi tua, meja tulis yang sederhana dan jendela-jendela yang tak pernah diganti kainnya yang hanya bisa menemani anak muridnya, pada saat itu dia (seorang guru) disini mempunyai perasaan yang bercampur di satu sisi ia malu karena kesederhanaan hidupnya di rumah tangga diketahui anak-anaknya, di sisi lain ia merasa takut dengan diketahu kehiduapannya di rumah tangga ia takut dicemoohkan, dijauhi oleh anak muridnya.

Meskipun semuanya tak pernah diceritakan di depan kelas, semua orang pun tahu akan kehidupannya di rumah tangga tapi apa gunanya untuk selalu bergumam memikirkan semua itu lebih baik berfikir untuk kedepannya dengan selalu menatap horizon-horizon yang selalu biru bagi kehidupanku, karena ku tahu engkau(anak muridnya) masih terlalu muda untuk mengetahinya.

Citraan

Ø Adakah yang ku punya anak-anakku

Ini menyangkut perasaan karena ia merasa di kehidupannya tidak mempunyai apa-apa, selain buku-buku dan sedikit ilmu kalau dia pikir secara logis dapat dilihat oleh kasat mata manusia.

Ø Kalau hari minggu engkau datang ke rumahku

Penglihatan : karenakarena dengan berkunjungnya seorang anak ke rumah gurunya itu dapat dilihat dengan kasat mata.

Ø Aku takut anak-anakku

Perasaan : karena ini menyangkut dengan adanya rasa takut maka jelas persaan memeganng kuat citraan pada bait ini.

Ø Kursi-kursi tua yang ada di sana, dan meja tulis yang sedehana, dan jendela-jendela yang tak pernah diganti kainnya

Ini menggambarkan citraan penglihatan karena kata kursi, meja, dan jendela merupakan kata benda yang dapat dilihat oleh mata kita.

Ø Semua padamu aku bercerita

Pada kata “aku bercerita” disini menyangkut perasaan karena seorang yang sedang bercerita itu sama dengan seorang yang sedang menumpahkan persaannya.

1. Tema : Kehidupan seorang guru yang sederhana

2. Rhytme : Anak-anakku, Engkau

3. Diksi/pilihan kata : Horizon

4. Gaya bahasa : Litotes

Karena seorang guru selalu merndahkan kehidupannya.